Jumat, 11 September 2015

Jamaah Indonesia Remehkan Kesehatan

MAKKAH–Bandel. Kata itulah yang sering terlontar dari tim medis dan panitia penyelenggara haji indonesia (PP - HI) soal perilaku jamaah haji yang berada di Tanah Suci. Itu berkaitan dengan komitmen mereka menjaga stamina, mengurangi aktivitas di luar pemondakan, serta menghindari bahaya virus MERS.

Selama ini jamaah sering memaksakan diri ke masjid untuk menunaikan salat berjamaah atau sekadar jalan-jalan dan belanja. Padahal, kondisi cuaca di Madinah dan Makkah saat ini kurang bersahabat. Panas tinggi masih di atas 44 derajat Celsius dan terpaan badai angin kencang yang disertai dengan debu pasir sering muncul secara sporadis.

Kebandelan lain yang berimbas pada risiko kesehatan jamaah adalah mengabaikan anjuran pengenaan masker sebagai pelindung udara kotor yang masuk melalui pernapasan maupun mulut. Banyak jamaah yang tidak memperhatikan anjuran tersebut saat berada di luar ruangan.



”Padahal, sudah tidak kurang-kurang kami memberitahukan ke jamaah secara langsung saat datang, melalui pengeras suara di pemondokan, sampai menempelkan imbauan di beberapa sudut pemondokan. Nyatanya, tetap saja mereka membandel. Akibatnya, banyak jamaah yang jatuh sakit,” kata dr Agus Achmad, ketua tim medis di sektor 4.

Dia  menjelaskan, berdasar arus pasien yang berobat di klinik, berobat jalan maupun rawat inap, mayoritas disebabkan kelelahan dan penurunan daya tahan tubuh karena dehidrasi. Kondisi tersebut terjadi karena jamaah memaksakan diri melakukan aktivitas di luar hotel tanpa mempertimbangkan kesehatan dan diimbangi minum air putih yang cukup.

Hal lain yang sering dilakukan jamaah Indonesia adalah meremehkan debu yang terbawa angin. ”Jamaah kita sering mengabaikan kesehatan. Anjuran memakai masker di luar hotel sering dibaikan. Akibatnya, mayoritas pasien yang berobat di klinik adalah pasien ISPA dan paru-paru. Penyebabnya, virus yang terbawa angin masuk lewat pernapasan dan kurangnya menjaga kebersihan. Belum lagi bahaya virus MERS yang masih membayangi jamaah,” papar Agus.

Masih seputar kesehatan, Kementerian Pertanian Arab Saudi mengumumkan bahwa 3,3 persen atau sekitar 7.700 di antara 233.000 unta di Arab Saudi kini terinfeksi virus Middle East respiratory syndrome (MERS) coronavirus.

Seperti diberitakan media Arab News, Dirjen Ternak Ibrahim Qaseem menuturkan bahwa 40 tim survei dan 200 dokter hewan telah memeriksa 32.000 sampel dari 8.000 hewan. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 81,5 persen unta kebal terhadap virus dan 3,3 persen membawa atau menyebarkannya.

Sementara itu, masalah visa yang menjadi perhatian selama pemberangkatan calon jamaah haji (CJH) di embarkasi Surabaya akhirnya terselesaikan. Sebanyak 80 visa CJH yang belum selesai akhirnya berhasil diterbitkan pihak Kerajaan Arab Saudi kemarin (10/9).

Setelah menunggu sekitar seminggu, 80 visa milik CJH dari embarkasi Surabaya yang masih tertunda itu akhirnya dikirim oleh Kedubes Arab Saudi di Jakarta. Dengan demikian, semua CJH embarkasi Surabaya dipastikan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag Jatim H M. Sakur mengungkapkan bahwa pada Rabu malam (9/9), semua visa berhasil dikirim. Namun, dia belum mengetahui kapan kiriman visa tersebut tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES). ”Sudah dikirim semua. Totalnya 80. Semuanya sudah beres,” ungkapnya. (iku/gus/c1/jay)

Boulevard

About Boulevard

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.