OJK Dorong Industri Keuangan Perkuat Daya Saing

Hadapi Gempuran Asing pada MEA

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong industri jasa keuangan meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi persaingan regional di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera diberlakukan. “OJK berkepentingan agar industri jasa keuangan dapat tumbuh, berkembang, dan berdaya saing tinggi dengan cara mendorong industri jasa keuangan terus meningkatan efisiensi dan daya saingnya,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D.Hadad dalam seminar OJK Forum 2015 di Jakarta kemarin (12/10).

Menurut Mualiman, mulai berlakunya MEA akan mempersempit kesenjangan kemampuan industri jasa keuangan di seluruh negara ASEAN. MEA juga akan meningkatkan kestabilan sistem keuangan di kawasan dan melindungi kepentingan konsumen. “Karena itu, keandalan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung lainnya di industri jasa keuangan nasional harus mampu berprestasi di tingkat regional ASEAN,” tuturnya.



Indonesia masih menjadi negara terbesar yang menjadi pendorong ekonomi kawasan ASEAN. Dengan nilai PDB yang mencapai USD 888,5 miliar pada 2014, PDB Indonesia mencapai 36 persen dari seluruh PDB di kawasan ASEAN. Dari aspek jumlah penduduk, Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa juga merupakan negara dengan pasar terbesar dengan sekitar 40 persen dari jumlah penduduk ASEAN.

Dialog antara industri jasa keuangan dan OJK selaku regulator diharapkan dapat memberikan gambaran kepada industri jasa keuangan untuk membangun outward looking strategy (strategi menoleh ke luar) dalam menghadapi MEA 2015.

Muliaman mengingatkan, perlambatan pertumbahan perekonomian domestik menuntut para pelaku industri memiliki alternative plan serta memanfaatkan pasar alternatif untuk mendukung kelanjutan pertumbuhan usaha, khususnya dalam kawasan ASEAN. Diskusi tentang integrasi sektor jasa keuangan ASEAN sudah menunjukkan pola dan bentuknya melalui peluncuran Kerangka Kerja Integrasi Keuangan ASEAN (AFIF) dengan agenda prioritas pada integrasi di sektor perbankan karena perannya yang paling dominan di seluruh anggota ASEAN. (mna/c1/hen)